"Pendidikan itu sangat penting," Ungkapan tersebut berkali-kali ditegaskan oleh Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono dihadapan warga belajar dan tamu undangan yang hadir pada peresmian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ajibarang.
Siang itu, Selasa, 8 September 2020. Sebuah lembaga pendidikan baru, lahir di Kecamatan Ajibarang. Berkantor di Jl.Prajurit Simin RT 03 RW 02 Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Jawa Tengah lembaga tersebut Bernama PKBM Ajibarang. Adalah lembaga pendidikan non formal yang bergerak di bidang pendidikan kesetaraan kejar paket B dan paket C.
PKBM Ajibarang secara kultural lahir dari pergolakan pemikiran, gagasan, ide dari anak-anak muda NU Ajibarang yang memandang perlu adanya lembaga pendidikan yang mampu menjangkau semua lapisan masyarakat, tak mengenal uisa, gender, dan strata ekonomi. Tuntutlah ilmu dari lahir sampai ke liang lahat. Itu yang menjadi pedoman Tarno, Ketua PKBM Ajibarang beserta 8 pengurus lainnya ketika memutuskan akan mendirikan sebuah lembaga pendidikan.
Secara struktural, PKBM Ajibarang berdiri dibawah naungan Yayasan Garis Bawah (YGB) Ajibarang. Sebuah yayasan sosial kemasyarakatan yang diinisiasi oleh mantan wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyumas, Slamet Ibnu Ansori. "Garis bawah artinya penting," Sesuatu yang penting sering ditandai dengan garis bawah atau digaris bawahi. Garis bawah juga bisa berarti masyarakat kelas bawah, bukan elit.
Slamet IA bercerita, saat masih ada ketidak seimbangan antara jumlah lembaga pendidikan dan jumlah tingkat pendidikan masyarakat. Itu dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat yang belum menyelesaikan program pemerintah wajib belajar sembilan dan dua belas tahun. Padahal jumlah sekolah baru setiap tahunnya terus bertambah.
"PKBM Ajibarang menjadi wadah atau sarana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan itu," tegasnya.
Acara peresmian ditandai dengan pemotongan tumpeng dan penandatanganan prasasti oleh Wakil Bupati Banyumas bersama dinas pendidikan Kabupaten Banyumas. Hadir pula saat itu Camat Ajibarang, Forum Pimpinan Kecamatan, warga belajar, tokoh masyarakat agama dan pejabat desa setempat.
Lebih jauh Sadewo berharap, PKBM Ajibarang bisa menjadi pendorong masyarakat dalam mewujudkan kemandirian ilmu pengetahuan dan ekonomi kreatif melalui jalur pendakian non formal dan kesetaraan. PKBM Ajibarang juga diharapkan bisa menjadi salah satu solusi permasalahan bangsa disegala bidang.
"Pendidikan non formal pada hakikatnya berfungsi sebagai pengganti, penambahan dan pelengkap. pendidikan formal dalam mendukung pendidikan sepanjag hayat," katanya.
Lebih rinci Kepala PKBM Ajibarang Tarno menjelaskan saat ini PKBM telah menyelenggarakan
Kejar Paket B dan Paket C. Adapun jumlah warga belajar Kejar Paket B sebanyak 12 orang dan Paket C sebanyak 21 orang. PKBM yang berada di wilayah Banyumas bagian barat ini juga memiliki 26 Kelomok Belajar Usaha (KBU) penetasan telur bebek. Serta memiliki Taman Baca Masyarakat (TBM) dengan jumlah 300 buku bacaan untuk menjunjung proses pembelajaran.
"Saat ini, secara administrasi kependidikan atau dapodik kami masih menginduk ke SKB Ajibarang, Kami juga membuka program kursus komputer yang terbagi dalam tiga kelas. Kelas dewasa, pelajar dan anak-anak," jelasnya.
Tanggal 8 September 2020, tepat di hari Aksara Internasional ke-55 PKBM Ajibarang telah diresmikan. Tekad kuat untuk mendorong masyarakat melek literasi dan pendidikan digaungkan dari sudut kecil Kecamatan Ajibarang.
Artikel ini juga dimuat di NU Online