Hujan Tak Jadi Sebab Patah Semangat
Table of Contents
![]() |
Dok : Acm Banyumas |
Langit tampak mulai gelap ketika ratusan pemuda yang akan mengikuti kegiatan kegiatan Diklatsar Banser dan PKD Ansor mulai memadati Lapangan Desa Tumiyang Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (18/1) kemarin.
Tak berselang lama, hujan mulai pun turun mengguyur. Namun, hujan sepertinya tak bisa menjadi sebab mereka patah semangat. 270 pemuda yang sedang berbaris mengikuti upacara pembukaan Diklatsar Banser dan PKD tetap khidmat mengikuti jalannya acara.
Ahmad Zainuddin Masdar, Ketua Ansor Banyumas yang saat itu didapuk untuk menjadi pembina upacara menjelaskan bahwa KH Wahab Chasbulloh saat dulu membentuk Ansor pada 24 April 1934 terinspirasi dari duka kaum yang ada di zaman Nabi, yaitu kaum Ansor dan Muhajirin.
"Ansor itu kaum yang menerima hijrah Nabi Muhammad saat Nabi melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. Sesampainya di Madinah mereka menyambutnya dengan baik, bahkan mereka membantu perjuangan Nabi," katanya.
Ansor Banser adalah organisasi perjuangan. Ia tumbuh dan besar menjadi wadah perkumpulan para pemuda (orang-orang) yang ingin berjuang. "Berjuang mejaga NKRI, mengawal ulama dan kiai serta mengabdi pada Nusa dan Bangsa," tegasnya.
Pria yang akrab disapa Kang Zaid itu lalu berpesan kepada seluruh peserta Diklatsar dan PKD untuk tetap menjaga kesehatan dan patuh terhadap arahan instruktur hingga sampai akhir kegiatan.
“Semoga khidmat kita di Organisasi Ansor Banser dicatat oleh malaikat Allah sebagai amal baik, serta bisa membawa kemanfaatan dan kemaslahatan bagi masyarakat. Juga kita semua tercatat sebagai santrinya KH. Hasyim Asy'ari (Mbah Hasyim)," jelas Kang Zaid.
Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari Jumat-Ahad (18-20/1) ini akan ditutup dengan pembacaan ikrar setia kepada NKRI dan pembaiatan menjadi anggota Ansor dan Banser.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Camat Pekuncen, Polsek Pekuncen, Danramil Pekuncen dan penjabat Desa Tumiyang serta beberapa pengurus NU, perwakilan badan otonom (Banom) dan tokoh masyarakat setempat.
Artikel ini pernah dimuat : nubanyumas.com dengan judul yang sama. Ahyar.id menerbitkannya kembali semata-mata hanya ingin mendokumentasikan kembali sebagai catatan sejarah untuk generasi yang akan datang.